Sunday, September 21, 2008

Gereja St.Antonius


Gereja St.Antonius
Paroki Hayam Wuruk
Indah sekali hehe

Hehe..Jarang lho..kayak gini

Medan 21 September 2008. tepat pukul 12.30 ..banyak momen yang harus di abadikan. ini menurut penulis seh hehe.. liat aja n temukan moment apa seh sebenrnya yang muncul kepermukaan..... :)
======================================================

wah,,,,asyikkkk..kita berfoto bareng ama pastor gaul..cihuiiii ternyata pastornya gaul jg tuh..liat aja gayanya pastor. hihihi. nah kita akhirnya berhasil mencuri waktu pastor hanya untuk berfoto. jarang2 kan kita punya waktu seperti ini. makanya itu temen2, gabunng dong bersama presidium kami. karena presidium kami orangnya gaul semua hahaha.....


ini dia prajurit yang wanita,,cakep cakep semuanya karena kita mendapat kecakepan dari Bunda Tercinta. kecantikan Bunda Maria tersalur semua ke kita hahahha.. pede habiss.. *wajib pede dong* ..
ini dia kaum pengawal hihi, cuma bertiga, sepi juga tidak seimbang dengan prajurit yang cewek, masa cuma prajurit prianya cuma tiga orang...(gimana yah caranya untuk merekrut anggota yang cowo?? tolong kasih ide dong>>><<<<>


ini dia momen yang penting itu...jarang-jarang kita semua hadir seperti hari ini semuanya datang tp masih ada 1 org yang absen..hehehhe . tp dengan adanya moment ini terbukti bahwa yang gilpot itu semua lho hahah bukan cuma penulis, kita cuma kasih ide n temen2 lah yang jadi tim suksesnya, sehingga hoby untuk berfoto ria tercapai haha...(maklum jadi photografer dan sekaligus jadi wartawan ternyata susah apalagi kl tidak di barengi dengan keberanian mengungkapkan maksd dan tujuan hiks..)

hari ini saya menyaksikan 3 orang anggota Legio mengucapkan janjinya untuk setia dan taat berjalan bersama pasukan Bunda Maria ..hmmm selamat yah semoga kalian bertiga semakin aktif dan berjuang menjadi prajurit Bunda Maria ...menjadi Legioner Sejati...

Sunday, September 7, 2008

NOSTALGIA



















Minggu 07 september 2008... tiada kata yang terucap tp begitu byk kata tersirat dalam kalbu hihiihiii.... yahh cuma yang bisa merasakan bagaimana perjuangan kami pada hari ini adalah kami sendiri hehehe.. biar lah hari ini menjadi nostalgia diantara kami semuaaaaaa...

di temani panas terik yang membakar kulit dan malamnya diiringi hujan yg sepertinya ingin memberikan kesejukan pada semua insan yang gelisah kegerahan karena belum mandi :)

yahh. biarlah itu menjadi kenangan terindah bagi kita semuaa....

Sayonaaraaaaaa.....

Monday, September 1, 2008

RENUNGAN II

24 Agustus 2008
Jam 5.30-.06.00 bagun, hihihi disini neh masalahnya, temen2 sudah siap2 berangkat ke kapel, eehh kita malah baru bangun hahah,,, maklum kan tidurnya telat jadi bangun jg telat, karena acara mandi adalah acara yang paling mengasyikkan.. ini deh yg membuat kita selalu telat, kebetulan kami satu kamar Cuma berdua dengan Amel, hihi sama2 suka mandi hahah.. sttt... maklum.... jadinya telat ambil posisi strategis.

Jam 6.00 teng meditasi, DOA Yesus,
Nah disini kita sebenarnya kurang konsent karena keadaan sekitar tidak mendukung..ada suara anjing tuh yang mewarnai meditasi..kira2 siapa yah yang konsen. Kl saya seh terus terang aja ga konsen, apalagi ada pula orang yang menangis hihiih jujur,, tp setidaknya meditasinya seh bagus... karna selama ini belum pernh kita lakukan, jadi ini merupakan pengalaman baru.
Selesai meditasi dan doa pagi...siap2 sarapan pagii... ini neh acara yang ditunggu2,..kan lapar suasana di puncak hihi.

Jam 08.00-10.00, renungan session II
Usai makan, kita kembali mengikuti perkuliahan, yang ini lebih seru lagi,
Perkuliahan kali ini di sampaikan oleh suster Rosaline Kssy,.
Dengan tema ”KEHIDUPAN JEMAAT PERTAMA”

Tak kenal maka tak sayang, setelah kenal maka terbayang2. ini ucapan pembuka dari sang dosen..hmmmm cukup menghidupkan suasana .
Dalam perkuliahan kali ini kita dituntut atau diajak mempelajari dan memahami tentanng perikop kitab suci. Kis 2 : 42-47.

Apa yang menarik dari kehidupan Jemaat yang perdana???
Adapun inti dari kehidupan jemaat yang perdana adalah :
- adanya baptisan
- memecahkan roti
- kesatuan
- berkumpul dalam baik Allah
- bertekun
dalam session ini kita diaja merenung.
Berikanlah dari apa yang kamu miliki.....
Dalam merasul atau melayani kita harus punya modal dulu.
Tentu modal yang dimaksud disini yaitu membaca dan merenungkan kitab suci.
Disini dijelaskan juga beberapa penyimpangan2 kitab suci yang selama ini kita lakukan.
1. jangan jadikan Kitab Suci sebagai PANAH, yaitu ayat yang tertera di Kitab Suci kita jadikan untuk menembak teman atau orang lain
2. jangan jadikan Kitab Suci sebagai PELURU
3. jangan jadikan Kitab Suci sebagai JIMAT
4. jangan jadikan Kitab Suci sebagai APOTIK. Dimana Kitab Suci hanya untuk sesaat tapi untuk selamanya
disamping modal utama diatas kita juga harus melakukan atau mempelajari atau memahami PANCA hidup menggereja
adapun Panca Hidup Menggereja adalah :
- LITURGIA = perayaan iman, perayaan ekaristi
- KOINONIA = Kesatuan. Bersatu dengan gereja, punya ikatan yang kuat dengan gereja
- KERIGMA = Pewartaan. Mewartakan kebangkitan, tentang Yesus
- MARTIRIA = Kesaksian. Kita dipanggil sebagai saksi, memberi kesaksian tentang kebenaran Yesus
- DIAKONIA = Pelayanan. Dengan berdoa, devosi, rosario, perhatian kepada sesama, melayat dan lain lain,

Selesai perkuliahan kita disuruh bernyanyi ria hihi..asyik...yg mana oma2 dirush joget didepan hehe..
Diakhir acara susternya sempat jg membacakan komentar tentang doa SALAM MARIA...
SALAM MARIA (jangan pernah ucapkan salam Maria kalau engkau tidak menghormati Bunda Maria
PENUH RAHMAT ( jangan pernah ucapkan penuh rahmat jika engkau hanya memikirkan diri sendiri)
TERPUJILAH ENGKAU DIANTARA WANITA (jangan pernah ucapkan ini jika engkau suka melecehkan wanita) hihihi ..selanjutnya cari sendiri deh,,, emang saya ini wartawan yg semuanya bisa terekam di memori ,hahhahahaha...

Acara session III , tp yang ini acaranya hanya untuk memberikan masukan-masukan kepada perkembangan REGIA...

Acara puncak,,,, MISA......

DEVOSI & KERASULAN AWAM

DEVOSI
DAN
KARYA KERASULAN AWAM
Oleh : Pastor Paulus Triyuwono O Carm
23 Agustus 2008


Penjelasan dari jam 19.15 – 22.00 WIB. Wah kl di bangku kuliah kira2 berapa sks yah?? Hihihi.. selama renungan ini kita tidak monoton mendengarkan perkuliahan dari dosen didepan, ada byk session pertanyaan dan jawaban, n yang paling seru neh, dipertengahan acara ada Game....seruuuuuu banget, duhhhh jadi pengen deh....hehe....

01. PENGANTAR
Devosi dan karya kerasulan awam adalah dua tindakan iman gereja. Mengapa dua hal tersebut di hubungkan? Adakah kaitannya atau hubungan antara keduanya?? Sejauh mana ke dua tindakan iman tersebut terhubungkan? Apakah sebetulanya Devosi itu?? Dari mana atau bagaimana muncul?? ..
Ikuti renungan berikut dibawah 

02. DEVOSI
Ada semacam kerinduan besar dalam hati umat beriman sepanjang zaman untuk mengenangkan para kudus dan mohon bantuan mereka. Kerinduan tersebut muncul ketika zaman para martir n dan mereka sangat percaya bahwa saudara-saudara seiman yang gugur sebagai martir sungguh mati suci dan berkenan kepada Tuhan. Inilah yang menjiwai doa kepada orang kudus dan bermula merupakan kecintaan yang besar kepada Tuhan namun terhalang oleh kelemahan badani. Doa ini kemudian hari berkembang dalam bentuk-bentuk doa yang tersusun tetap dan rapi dan disebut DEVOSI, doa kebaktian kepada para kudus. Karena mengalir dari kebutuhan umat beriman, maka kebaktian ini bersifat kerakyatan, umun dan sederhana. Namun demikian devosi tetap mempunyai sususan tetap sehingga bisa diikuti oleh banyak orang dengan mudah.

03. SEJARAH DEVOSI
Suatu kerinduan besar untuk dapat mempersembahkan diri seutuhna kepada Tuhan melalui jalan kemaritiran mendorong banyak orang menghadapi kemartiran dengan sukacita. Beberapa diantara mereka membutuhkan semacam peneguhan iman. Maka kepercayaan besar akan persekutuan iman yang kekal abadi membuka peluang iman untuk dapat membuka hubungan rohaniah tertentu dengan para marti yang mendahuluinya.

Bentuk pertama dari hormat dan cinta bakti keapada Tuhan dan para martir adalah menyimpan tetesan darah sang martir. Tujuannya adalah memberikan kekuatan rohani saat mereka mengalami kemartiran. Kemudian beberapa perawan martir mengalami peneguhan iman mereka oleh bantuan sesama saudara seiman yang telah menjadi martir.

Para rasul mendapatkan peneguhan iman dan dilepaskan oleh para malaikat ketika mereka menyanyikan pujian kepada Tuhan dalam penjara Romawi.
Contoh lain : St. Lusia direstui ibunya untuk tetap dalam kemurnian injili setelah penampakan St.Agatha kepada dia dan ibunya yang sakit.

Pada masa berikut oleh perkembangan teologi kehormatan dan kebaktian kepada para kudus terungkap dalam tanda dan simbol. Tanda simbol yang dipakai waktu itu misalnya pakis atau palma untuk menandakan kemuliaan para kudus, bunga lili untuk menandakan kemurnian yang diperjuangkan hingga kemartiran, tenkorak manusia menyimbolkan olah mati raga yang keras yang tersatukan dalam doa.

Namun kemudian simbol itu berubah menjadi gambar dan ukiran serta patung. Kita mengenalnya sebagai ikon (gambar kudus). Pada umumnya rasa hormat bakti melalui ikon dan patung terungkap dengan menyalakan lilin. Sayangnya kemudian devosi melalui ikon berubah makna menjadi semacam jimat. Maka kemudian dimurnikan kembali.

Dalam perkembangan berikut, tradisi menyimpan peninggalan para kudus yang disebut dengan relikui. Praktek ini dijiwai oleh kepercayaan besar bahwa peninggalan yang pernah mereka pakai dapat menjadi pengantaraan rahmat ALLAH lewat doa mereka.

Untuk beberapa saat praktek ini kembali bergeser menjadi semacam jimat. Iman kepada Allah bergeser kepada tokohnya dan bahkan kepada barang peninggalannya. Maka terjadilah perang ikonoklasme antar iman, biarawan, dan umat yang ingin memurnikan kembali bentuk devosi dengan ”biarawan rendahan” yang mencetak dan meyebarluaskan devosi yang keliru.

Maka pada masa hampir bersamaan devosi-devosi dimurnikan dan disederhanakan dalam bentuk doa-doa yang kita kenal hingga sekarang. Devosi tidak terlalu terikat lagi dengan relikui karena umat beriman lebih mengarahkan perhatiannya kepada pengantaraan para kudus.

Bahkan kemudian arah devosi tidak lagi melulu pengantaraan para kudus. Pusat devosi sudah mulai terarah kepada misteri kemurahan hati Allah. Umumnya devosi demikian melahirkan aneka serikat karya kerasulan dan hidup bakti. Sebagai contoh : serikat Maria yang kemudian dikembangkan menjadi LEGIO MARIAE dan PUTERA/I MARIA, KONGREGASI para PUTERA/I HATI KUDUS YESUS, dan masih banyak lagi.

04. DEVOSI dan LITURGI
Kita sadar liturgi gereja seindah apapun belum dapat memenuhi kerinduan hati umat beriman terhadap kehormatan dan kebaktian kepada para kudus. Karena bentuk-bentuk kebaktian spontan tidak dapat dipadukan begitu saja dalam liturgi resmi. Namun umat tetap membutuhkan tempat dan sarana untuk mengungkapkan hubungan rohani dengan para kudus.

Namun tidak berarti setiap gereja dapat membuat dan menyusun sendiri ibada-ibadat devosi. Setiap ibadat devosi harus diselaraskan dalam terang liturgi gereja. Dan devosi akan menjadi sempurna bila terlaksana dalamkesatuan dengan ekaristi, puncak dan sumber kehidupan iman.

Sumber hidup rohani umat beriman adalah ekaristi. Kekuatan rohani umat beriman diperoleh dalam ekaristi. Hiburan dalam kelemahan diperoleh dalam ekarisiti. Segala kegiatan beriman juga terarah kepada misteri ekaristi. Didalam ekarisiti kita menerima dan mengalami penghiburan, disembuhkan dari cacat dan kelemahan. Di dalam ekaristi kita bersyukur untuk semuanya, belajar berkurban dari Kristus dan mulai mempersembahkan kurban-kurban kecil kita dan juga membagi berkat dan rahmat Allah kepada sesama saudara dan semua orang yang kita doakan.

Devosi yang benar harus terarah kepada persembahan dan pengurbanan serta pembakitan diri kepada Tuhan. Semua devosi harus selaras dengan nilai-nilai iman dalam misteri ekaristi. Juga tidak boleh dipandang bahwa kesempurnaan devosi dalam liturgi ekaristi tercapai bila ”mujizat” terjadi. Segalanya harus dikembalikan kepada kebijaksanaan dan penyelenggaraan Ilahi. Bagaimana Tuhan menjawab doa kita serta bentuk dari jawaban Tuhan, haruslah kita percayakan sepenuhnya kepada kuasa kemurahan hati Allah. Oleh kerena itu haruslah ada kepercayaan kuat dari pendoa terhadap kekuasaan Allah yang diwujudkan dalam penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.

05. TUJUAN DEVOSI
Semenjak semula devosi diarahkan kepada pengantaraan para kudus untuk mohon rahmat iman dan semangat Roh dari Allah. Devosi manapun selalu mengandaikan iman kepercayaan akan pengaruh para kudus dalam pengantaraan doa kepada Allah. Devosi tidak pernah melulu ditujukan untuk mendapat kan mujizat. Jikalau terjadi, harus dipandang sebagai rahmat Allah.

Tujuan utama dari devosi adalah menyenuh kerahiman Allah dan momohonkan rahmat bagi uamt manusia. Para kudus adalah teman dan saudara kita yang lebih dekat dengan Tuhan untuk memohonkan rahmat itu. Tanda dan simbol adalah sarana untuk membantu kita untuk dapat merasakan kehadiran Allah dan rahmatNya. Maka dibutuhkan semacam tenaga pendorong untuk dapat sampi kepada penghayatan devosi yang benar.

06. JIWA dan KEKUATAN DEVOSI
Setiap kegiatan beriman harus dilandasi dan diresapi oleh jiwa kristiani. Gereja menyebutnya keutamaan-keutamaan kristiani. Kata ”keutamaan” seudah jarang kita dengarkan karena tidak pernah lagi diajarkan oleh gereja kepada umatnya. Seolah-olah keutamaan tidak lagi cocok dengan zaman. Sementara keutamaan merupakan kekuatan kita dalam hidup beriman di tengah zaman.

Yang dimaksud dengan keutamaan adalah sikap batin yang kokoh yang telah menjadi kebiasaan untuk berbuat kebaikan. Karena itu keutamaan perlu diusahakan dan diperjuangkan. Keutamaan bukan datang sendiri, walau dia diperlengkapi kepada kita ketika di baptis.

Dalam keutamaan kristiani terdapat dua kelompok keutamaan.
- keutamaan pokok/kardinal
- keutamaan teologal (yang berhubungan langsung dengan Tuhan)
yang termasuk kedalam keutamaan : kebijaksanaan memilih yang baik dan dengan tepat memilih langkah untuk mencapainya, keadilan untuk menyerahan kepada Tuhan dan sesama apa yang menjadi hak dan bagian masing-masing, keteguhan hati untuk bertahan dalam mengejar kabaikan, dan sikap ugahari/sederhana/tahu diri/tahu batas agar dapat mengendalikan diri menghadapi aneka tawaran dunia. Praktis keutamaan ini harus kita usahakan setiap hari dalam berdevosi. Kepenuhan devosi terjadi bila keutamaan ini menjiwai kita.

Keutamaan lain yang harus menjiwai usaha devosi ialah Iman, pengharapan, dan kasih. Iman harus menjiwai devosi sehingga mampu menempatkan diri sewajarnya sebagai ciptaan di hadapan Allah penyelenggara. Iman membuat ktia hormat dan pasrah penuh percaya kepada Tuhan. Pengharapan harus menjiwai setiap langkah devosi sehingga doa yang dilambungkannya menjadi hidup.

Pengharapan bagaikan pendorong, cita-cita yang akan dicapai. Tanpa pengharapan kita bagai bergerak tanpa tujuan. Kasih kepada Allah dan sesama harus meresapi setiap doa devosi, sehingga devosi kita tertuju secara tepat kepada Allah dan sesama. Devosi yang benar adalah devosi yang mengarahkan diri kita keluar dari kita sendiri, tertuju kepada persatuan denagn Allah dan kebaikan sesama. Secara manusiawi, devosi harus bersifat sosial, bisa dirasakan dan dialami oleh sesama. Ini semua keutamaan TEOLOGAL

07. KARYA KERASULN
7.1. Baptisan dan Krisma : landasan karya kerasulan awam
Baptisan yang kita terima menganugerahkan kepada kita tiga panggilan Kristus : Iman, Nabi, dan Raja. Setiap orang terbaptis dipanggil menjadi iman, nabi dan raja pada tingkat hidupnya masing-masing

Sebagai iman setiap orang dipanggil untuk menguduskan dunia melalui doa dan kurban. Sebagai nabi, setiap orang dipanggil untuk memberikan kesaksian kebenaran imannya, sebagai raja setiap orang dipanggil memimpin dirinya, sesamanya, dan dunia menuju kebahagiaan sejati. Imam tertahbis seduah tetn menjalankan tugas panggilannya melalui sakramen-sakramen dan pengajaran atau khotbah. Para biarawan/i terpanggil untuk memberikan kesaksian total tentang kerasulan, mereka adalah contoh dan model bagi umat beriman dalam menjalankan kerasulannya.

Baptisan juga menganugerahkan keapda kita martabat Anak Allah setara Kristus. Kita, oleh cinta kasih Allha dipersatukan dalam hubungan teramat mesra dengan Allha Tritunggal. Karena itu kita diikutsertakan dalam karya cintakasih, karya karikatif. Setiap orang terbaptis dipanggil untuk masuk ikut serta membagikan karya cinta Allah kepada dunia.

Terlebih sakramen Krisma yang melimpahkan kepada umat beriman karunia Rohkudus, mendesak dan menggerakkan umat beriman untuk segera mewujudkan secara nyata karya Roh yang bergerak dalam dirinya. Dahulu karunia Roh Kudus yang telah diterima semenjak baptis tidak dapat secara sempurna berkarya karena keterbatasan manusia. Belum dewasanya seseorang baik dalam usia maupun dalam berpikir membuat karunia Roh belum bisa bekerja sempurna. Setelah cukup dapat berpikir sendiri, usia mendukung dan kedewasaan untuk memutuskan telah dimasuki, maka Roh Kudus segera menggerakkan hati umat beriman untuk memuwujudkan karunia Roh Kudus itu. Maka setiap umat beriman diminta untuk proaktif dengan Roh Kudus seraya mewujudkan gerakan dan keinginan Roh Allah dalam hidupnya.

08. KEKUATAN KARYA KERASULAN AWAM
Karya kerasulan awam memperoleh kekuatannya melalui dan didalam perayaan ekaristi. Ekaristi merupakan kesempatan terbaik umat beriman menerima kekuatan baru dari Sabda Allah dan Tubuh Kristus. Sekaligus ekaristi merupakan kesempatan juga umat beriman mengalami persatuan nyata dengan Kristus.

Sabda Allah merupakan sumber kebijaksanaan dan rencana Allah. Dari padaNya kita dapat melihat dan merenungkan kemana Allah akan membawa kita, bukan hanya secara umum namun juga dalam hidup keseharian. Sabda Allah akan menuntun gerak dan langkah yang perlu kita lakukan. Sementara Ekaristi adalah Tubuh Kristus sendiri yang dibagikan kepada umat beriman. Setelah menyambut Ekaristi, umat dipersatukan dengan Kristus sendiri dalam diri mereka. Dan dengan persatuan itu, karya kerasulan mereka bukan lagi karya manusia belaka. Tetapi Kristus berkarya melalui diri mereka. Inilah kekuatan terbesar karya kerasulan gereja.

Karya kerasulan akan bertambah subur bila kekuatan dan sumber rohaninya digali dari perayaan ekaristi. Karena Kristus sendiri membagikan sabda dan TubuhNya untuk menjadi sumber kebijaksanaan dan kekuatan baru demi pengembangan dan makin meratanya karya kerasulan. Tanpa Ekaristi, karya kerasulan mungkin berjalan baik bahkan berhasil tetapi hanya merupakan karya manusia belaka. Karya demikian hanya ditujukan untuk kemuliaan diri sendiri ”..sebab tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”

09. KARYA KERASULAN dan ”OLAH ROHANI”
Olah Rohani atau tindakan kesalehan umat beriman berbentuk devosi menjadi tempat subur tumbuhnya iman umat sederhana. Daripadanya sedikit demi sedikit umat beriman belajar mengenai kebenaran pokok beriman. Melalui devosi umat beriman belajar untuk berkurban dan berdoa tekun memperjuangkan suatu kesatuan dan kebersamaan dengan Tuhannya. Melalui devosi umat beriman belajar untuk berkurban dan berdoa tekun memperjuangkan suatu kesatuan dan kebersamaan dengan Tuhannya. Melalui devosi juga umat beriman belajar untuk mempercayakan hidupnya dan intensinya kepada Tuhan.

Devosi juga membantu umat beriman untuk berani berkurban secara nyata dalam tindakan sehari-hari. Dalam sejarahnya, tindakan nyata itu terungkap dalam bentuk karya kerasulan, baik yang tetap yang terhimpun dalam aneka bentuk serikat dan kelompok karya kerasulan maupun karya kerasulan temporal.

Kini kita menjadi sadar bahwa devosi terbesar dan terpenting adalah devosi ekaristi. Hanya ekaristilah yang memberikan kepada kita model kurban, kesetiaan dan ketekunan serta pengurbanan sejati dan kepercayaan kepada rencana dan kehendak Allah. Devosi lainnya hendaknya juga mengalir keluar dan kembali kepada ekaristi. Maka kesempurnaan setiap devosi terpenuhi dalam perayaan ekaristi.

Disisi lain, pada suatu masa perkembangan hidup rohani, devosi juga menjadi tempat subur untuk karya kerasulan cintakasih. Semakin besar devosi keada Tuhan baik melalui salah satu misteri kasihNya maupun melalui para kudusNya, semakin kayalah Gereja dengan aneka karya kerasulan cinta kasih. Terlebih bila devosi tersebut terarakan kepada misteri ekaristi, maka semakin suburlah karya kerasulan cinta kasih.

Sementara itu pula karya kerasulan awam memperoleh kekuatan dan sumber kehidupannya dalam sabda dan ekaristi. Maka bila devosi, tempat lahirnya karya kerasulan, senantiasa kembali kepada ekaristi, menjadi subur dan hiduplah karya kerasulan...
THE END..
Thank you,,,
Nah, kl kita tidak bergabung dengan Legio mariae, bagaimana mungkin ktia mendapat pengetahuan heheh.. asyik lho bisa mendapat bahan kuliah dan penjelasan yang lengkap dari Pastor yang memang sudah ahli....smile.....

Selesai acara penutupan n doa malam, kita beranjak menuju keperaduan masing2. kebetulan tempat peraduannya terbagi2. jadi kl kebtulan di tempatkan bersama2 temen sepermainan.. ya syukurrrr, kl tidak terpaksa deh beradaptasi dengan yang lain hihihi, untungnya kita ditempatkan dengan teman satu presidium, jadi lbh enjoy. Sampai di tempat peraduan..tidak langung tidur masih ada acara bertandang ke peraduan sebelah heeheh,akhirnya tidur ya jam 1 juga.. .